Kasus Tragedi Stadion Kanjuruhan
Tragedi kanjuruhan memakan banyak korban jiwa. Dilansir dari CNNIndonesia, Sejumlah suporter turun ke lapangan ketika tim dan ofisial Arema FC menghampiri tribun untuk meminta maaf kepada para pendukungnya karena kekalahan tersebut. Pada menit itulah gas air mata pertama ditembakkan aparat untuk menghalau suporter di lapangan. Namun, bukan hanya di lapangan, dari rekaman yang beredar terlihat pula gas air mata itu ditembakkan ke arah tribun penonton. Opini publik pun terbagi menjadi dua, ada yang menganggap bahwa suporter berhak disalahkan karena kericuhan bermula dari suporter yang turun ke lapangan, namun ada juga yang berpendapat bahwa polisilah yang bersalah karena melepaskan gas air mata ke tribun yang penuh dengan suporter yang tidak bersalah. Menurut pendapatmu, siapa yang seharusnya bertanggung jawab dalam kasus ini? Suporter yang turun ke lapangan atau polisi yang menembakkan gas air mata?
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221028154345-20-866651/sebulan-tragedi-kanjuruhan-gas-air-mata-aparat-tewaskan-135-orang
Supporter bersalah
Side Score: 1
|
Polisi bersalah
Side Score: 0
|
|
|
|
1
point
Menurut saya, supporter yang turun ke lapangan bertanggung jawab terhadap tragedi yang telah terjadi. Dari Kompasiana.com, temuan dari TGIPF (Tim Gabungan Independen Pencari Fakta) menyatakan bahwa suporter tidak mengetahui atau mengabaikan larangan masuk ke dalam lapangan, melakukan tindakan provokatif, dan melawan petugas. Hal ini membuktikan bahwa tindakan polisi yang mengeluarkan gas air mata bukanlah tindakan yang berdiri sendiri, melainkan ada alasan di baliknya. Side: Supporter bersalah
|
No arguments found. Add one!
|